Senin, 10 Juni 2013

Sang Pecundang

 

SANG PECUNDANG


Kehidupan kata orang begitu sempurna dikelilingi oleh orang- orang tercinta. kehidupan seperti panggung perwayangan, kita bertugas sebagai wayang dan tuhan sebagai dalang yang mengatur dan mengetahui kedepan cerita hidup ini. Kehidupan begitu indah ketika pelangi datang terhenti setelah hujan turun, yang artinya bahwa hujan yang turun bayangkan itu kamu yang sedang menangis dan tangisan mu telah terdengar oleh banyak orang dan kamu berjanji akan seperti pelangi yang penuh warna dan mampu merubah kearah yang baik.  Namun tidak bagiku semua hilang tanpa garis,tanpa titik, dan  tanpa jejak yang bisa terungkap. Sebut saja aku sang pecundang kehidupan yang lari dari tangggung jawab yang lari dari pentas kehidupan  untuk bisa menghidupi diri sendiri. Nama ku YUNI AMALIA PRASHELLA orang biasa memanggilkuYUNI , AMAL bahkan SHELLA.

Masa lalu yang menyimpan beribu cerita yang kelam dalam hidup ku. Caci maki kehidupan sudah garing  terdengar ditelinga ini. Ketika aku berfikir bahwa hidup adalah kenyataan hari ini bukan besok ataupun lusa, aku tersentak mengikuti alur hari ini tanpa berfikir untuk sebuah masa depan. Aku seperti tercambuk dalam luka yang begitu dalam penyesalan kehidupan.

Jalan yang selalu aku tapaki oleh kaki yang penuh dengan dosa sudah hilang menjadi album kenangan . Pergaulan yang membawa aku seperti orang yang tidak pernah mengenal salah, melawan orang – orang yang lebih tua dari ku, membentak orang-orang yang lebih tua dariku, yaitu kakak dan ibu ku sendiri.

Memang aku selalu senang karena apa yang aku lakukan semuanya bener menurutku tapi tidak menurut ibuku. Ibu selalu mengekak apa yang aku lakukan harus dijauhkan dan tidak boleh menyentuhnya kembali. Awal semua hanya mencoba tetapi lama kelamaan menjadi ketagihan seperti orang sakit selalu ada obatnya.

Aku seperti orang bodoh, terjebak dalam rayuan manis teman- teman ku sendiri, tidak ada kata yang terucap dari bibir manis ku untuk menolak. Semua sudah tau apa akibat dari benda itu benda dimana orang tidak mau menyentuhnya karena dia tau bahayanya. Jarum sunting, alat hisap dan pil- pil berwarna menjadi sarapan setiap hariku. Bersenang- senang dalam kehidupan, berfoya-foya dalam hiburan malam seperti tidak mengenal waktu dan tidak mengenal masa depan. 

Hingga akhirnya disuatu hari yang tidak ada yang mengetahui tuhan berbicara lain tentang kehidupan sebenarnya. Sebuah sirena, sebuah pakaian dinas memprogoki kita semua sedang memakai. Alhasil semua terjaring razia yang memang membuatku merasa menyesal seumur hidup. Tidak ada cara lain selain ku bilang ibu, ayah dan kakak karena hanya dia yang bisa membuatku selamat dari jurang kehancuran.

Aku tersadar dalam 1 detik, 1 menit, 1 jam, dan 1 hari kita bernafas adalah ancaman. Sesudah hari itu aku mau menjadi kebanggan keluarga ku tanpa ada lawanan dari diri aku sendiri. Merubah semua masa kelam yang begitu kejam. Lembaran baru yang bersih suci tertulis “semua itu adalah bagian masa lalu, masa lalu yang membuat aku ingin berubah terus mengenal masa depan, dan tanpa ada masa lalu aku tidak bisa seperti sediakala diasaat aku masih suci belum ternoda” aku simpan didalam hati yang kembali suci.
            Semua sudah kembali seperti SHELLA yang dulu kala yang masih suci dan belum ternoda. Kehidupan yang sebenarnya adalah dimulai dari sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar